Insiden penembakan dan penikaman massal di sebuah rumah penitipan anak di Thailand meninggalkan luka mendalam bagi para orang tua korban. Banyak yang tidak menyangka putra-putri yang disayanginya meninggal begitu saja.
Pada Jumat, (7/10/2022), para orang tua dan keluarga korban berkumpul di lokasi penitipan anaknya sambil meletakkan sekuntum mawar putih. Beberapa juga berdoa seraya menangis sambil memeluk selimut dan botol minum favorit putranya yang telah meninggal.
Salah satu keluarga korban yang sangat berduka adalah Naliwan Duangkot. Ia kehilangan keponakannya Kamram yang berusia dua tahun.
“Sebelum dia meninggal, dia ingin makan pizza. Kami sangat sedih karena kami tidak membelikan pizza untuknya sebelumnya,” kata Naliwan kepada AFP.
“Dia sangat manis, sangat baik, dia selalu berbagi hal dengan anak-anak, dengan semua orang.”
“Tadi malam ia bertanya apakah bisa tidur dengan orang tuanya dan adik perempuannya. Kami tak dapat menerima bahwa akan menjadi malam terakhirnya bersama orang tua dan adik perempuannya,” paparnya dengan kesedihan mendalam.
Duangkot mengungkapkan mereka mengetahui penembakan dari tetangga ibu Kamram, Panita Prawanna. Setelah mengetahui insiden itu, mereka bergegas ke tempat kejadian untuk mendengar kabar bahwa Kamram telah tiada.
Duka yang sama juga dirasakan oleh Buarai Tanontong. Ia kehilangan dua cucu laki-lakinya yang berusia tiga tahu.
“Saya sangat terkejut dan ketakutan. Saya tidak bisa tidur, saya tidak berpikir bahwa itu akan menjadi dua cucu saya,” katanya sambil mencengkeram bahu putrinya yang putus asa di luar kamar bayi.
Pelaku sendiri diketahui sebagai Panya Khamrab. Mantan polisi berusia 38 tahun itu sempat membunuh istri dan anaknya sebelum melakukan bunuh diri.
Adapun, sedikitnya 37 orang tewas, termasuk 24 orang anak-anak dalam pembantaian tersebut.
Sumber : CNBC Indonesia