Gambia mengungkapkan jumlah kematian anak terkait sirup obat batuk buatan India telah meningkat menjadi 70 orang. Presiden Gambia, Adama Barrow langsung memberikan arahan terbaru pada pertemuan kabinet darurat yang diadakan pada hari Kamis untuk membahas masalah tersebut.
Dilansir Reuters, Pemerintah Gambia pada hari Jumat mengatakan jumlah kematian anak akibat cedera ginjal akut, yang diduga terkait dengan sirup obat batuk buatan India, telah meningkat menjadi 70 dari sebelumnya 66.
Sirup itu dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd yang berbasis di New Delhi. Sejak insiden itu, salah satu pabrik Maiden di India utara ditutup karena otoritas kesehatan di sana menyelidiki kasus ini.
Pemerintah India juga telah membentuk panel yang terdiri dari empat anggota untuk mempelajari dan memberi arahan tentang rincian yang dibagikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kasus ini juga menarik perhatian WHO yang langsung memberikan peringatan global terkait obat batuk tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Gambia juga sedang menyelidiki kematian anak-anak usai mengonsumsi obat batuk mau tersebut. Pemerintah telah membentuk komisi penyelidikan baru untuk menangani kasus ini.
Indonesia juga langsung merespon kasus ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) melarang seluruh produk obat sirup anak maupun dewasa menggunakan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Seperti diketahui, dua bahan tersebut menjadi pemicu puluhan kasus gangguan ginjal akut misterius yang ditemukan di Gambia.
Meski begitu, BPOM RI kembali menegaskan jika empat produk obat batuk pemicu gagal ginjal akut misterius di Gambia tidak terdaftar di Indonesia.
“Hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM,” demikian keterangan tertulis.
Sumber : CNBC Indonesia