Ratusan suporter Arema FC atau Aremania menggelar unjuk rasa mendesak pengusutan tuntas Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan setidaknya 133 orang.
Aksi mereka lakukan di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (20/10) pagi.
Dalam aksi itu, para Aremania yang berbusana hitam-hitam melakukan aksi diam. Mereka juga membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi tuntutan mereka atas tragedi kematian massal yang dipicu penembakan gas air mata oleh aparat di Stadion Kanjuruhan tersebut.
“Menolak lupa Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022,” tulisan salah satu spanduk yang massa Aremania bawa dalam aksi diam itu.
Selain itu, massa Aremania juga membawa keranda mayat, sebagai penanda matinya hati nurani pihak-pihak yang bertanggung jawab.
“Aksi ini ditunggangi rasa kemanusiaan,” kata mereka dalam spanduk yang lain.
Di Balai Kota itu, massa aksi sempat didatangi Wali Kota Malang Sutiaji. Namun tak lama, Aremania lalu membubarkan aksinya.
Dalam kesempatan itu, ratusan Aremania tersebut juga menyanyikan lagu Bagimu Negeri, Salam Satu Jiwa dan menyerukan revolusi PSSI sebelum bubar.
Sebagai informasi, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang–mayoritas Aremania–terjadi pada Sabtu (1/10) malam usai laga lanjutan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Atas peristiwa tersebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) lalu membentuk Tim Gabungan Independen Pencarian Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD. Tim itu telah selesai melakukan tugasnya dan menyerahkan laporan ke Jokowi pada Jumat (14/10) siang.
Salah satu kesimpulan tim itu adalah kematian massal terjadi setelah kepanikan yang dipicu penembakan gas air mata secara tak terukur oleh aparat ke tribun penonton.
Selain itu, Polda Jatim pun melakukan penyidikan atas peristiwa tersebut di mana sampai dengan saat ini telah ditetapkan sejumlah tersangka, yang beberapa di antaranya berasal dari kepolisian.
Sumber : CNN Indonesia