Elon Musk, salah satu manusia terkaya di dunia, disebut akan memecat sekitar 75 persen karyawan Twitter jika mengambil alih perusahaan media sosial tersebut. Musk mengatakan hal itu pada calon investor, demikian laporan Washington Post pada Kamis (20/10/2022).
Upaya pembelian Twitter oleh Musk telah menjadi drama selama berbulan-bulan. Musk berusaha menjauh dari kesepakatan senilai 44 miliar dolar atau sekitar Rp685 triliun. Tapi bulan ini dia berbalik arah dan mengatakan akan membeli perusahaan tersebut.
1. Musk pernah mengungkapkan rencananya di masa lalu
Laporan Washington Post soal rencana Musk bersumber dari dokumen dan wawancara yang tanpa menyebutkan nama. Tapi, orang-orang yang menjadi narasumber disebut mengetahui rencana pemilik Space X itu.
Melansir Associated Press, pengacara Elon Musk, Alex Spiro, belum mau memberikan tanggapan atas kabar tersebut.
Besarnya jumlah karyawan Twitter, yang rencananya akan dipecat Musk, jauh lebih ekstrem dari yang pernah ia sampaikan di masa lalu. Dulu saat ingin membeli Twitter, Musk pernah mengatakan akan membuang beberapa staf di perusahaan itu, tapi tidak disebutkan berapa banyak jumlahnya.
2. Twitter disebut telah memiliki rencana memangkas seperempat jumlah karyawan
Jumlah karyawan Twitter saat ini sekitar 7.500 orang. Jika Musk sungguh-sungguh membeli Twitter, maka dia akan membersihkan sekitar 5.600 karyawan perusahaan media sosial tersebut.
Melansir Tech Crunch, perusahaan akan menjadi lebih ramping demi membuahkan keuntungan yang lebih besar. Sejauh ini, Twitter juga telah menerima kritik berkelanjutan dengan rekrutmen karyawan yang lambat serta telah memangkas beberapa tenaga kerjanya.
Bahkan, Twitter sejauh ini telah berencana memangkas sekitar seperempat karyawannya. Namun, rencana Elon Musk yang bocor justru lebih ekstrem, yakni hanya menyisakan seperempat dengan membuang tiga perempat karyawan tersebut.
3. Rencana Elon Musk dinilai berbahaya
Rencana pembelian Twitter oleh Musk telah berlarut-larut. Musk pernah mundur dari niatnya, karena menuduh Twitter memberi informasi yang tidak tepat tentang berapa banyak jumlah akun bot yang ada di media sosial itu.
Kini Musk, yang kembali ke jalur untuk pembelian, justru disebut membuat kinerja Twitter semakin kacau.
“Twitter tampaknya tidak memiliki kemudi, dan sedikit menurun, dan itu hanya diperburuk oleh Musk. Sepertinya ini akan menjadi pelayaran yang sulit untuk beberapa waktu,” kata Carl Tobias, ketua hukum Williams di University of Richmond dikutip The Guardian.
Pemecatan massif karyawan Twitter disebut akan membahayakan perusahaan. Ini termasuk kemampuan media sosial itu memoderasi konten berbahaya dan memerangi masalah keamanan, yang memerlukan kemampuan manusia, bukan hanya kecerdasan buatan.
Musk sebelumnya juga pernah mengatakan, jika jadi pemilik Twitter, akan melonggarkan kebijakan moderasi dan mengubah perusahaan ke model pencarian keuntungan berbasis langganan.
Sumber : CNBC Indonesia