Maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak bikin banyak orang tua khawatir. Tapi tak perlu panik, gagal ginjal akut masih bisa disembuhkan.
Terbukti, dalam laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) teranyar, sebanyak 39 persen atau 16 pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) dinyatakan sembuh.
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan sembuh yang dimaksud di sini memiliki beberapa kriteria. Misalnya saja, frekuensi buang air kecil dan volume urine yang normal. Tak ada pula gejala lain seperti demam dan diare.
“Secara umum anak kondisinya baik, tidak perlu cuci darah,” kata Syahril dalam konferensi pers bersama Kemenkes, Jumat (21/10).
Artinya, orang tua tak perlu terlalu panik. Semakin dini anak dibawa ke rumah sakit, semakin baik hasil penanganannya.
Sebelumnya, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Eka Laksmi Hidayati mengatakan hal yang sama. Dari sekian banyak kasus, beberapa pasien dinyatakan sembuh.
“[Ginjal ada] perbaikan, kami melihat mayoritas pulih. Ada juga pasien yang sudah pulang [dari rumah sakit],” ujar Eka, pekan lalu.
Sementara bagi beberapa anak yang membutuhkan terapi jangka panjang, Eka memprediksi butuh waktu sekitar 1-3 bulan untuk pemulihan.
Sebagaimana diketahui, ancaman gagal ginjal akut tengah menghantui anak-anak Indonesia. Hingga Kamis (20/10), sebanyak 241 anak di Indonesia terserang gagal ginjal akut. Sebanyak 133 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Kasus gagal ginjal akut mulai mengalami peningkatan pada Agustus lalu.
Gagal ginjal akut sendiri merupakan kondisi menurunnya fungsi ginjal secara cepat dan tiba-tiba. Jika terlambat ditangani, bisa berujung fatal hingga menyebabkan kematian.
Orang tua diimbau untuk memperhatikan gejala gagal ginjal akut yang mungkin terjadi pada anak. Salah satu gejala yang paling khas bisa dilihat dari kebiasaan berkemih anak.
Segera bawa ke rumah sakit jika anak berkemih kurang dari 5-6 kali setiap hari atau sekitar 3-4 jam sekali.
Sumber: CNN Indonesia