Elon Musk resmi merampungkan akuisisi Twitter senilai US$44 miliar atau setara Rp683 triliun (asumsi kurs Rp15.525 per dolar AS) pada Jumat (28/10). Musk memanfaatkan berbagai sumber dana untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan media sosial itu.
Kantong Pribadi
Semula, bos Tesla dan SpaceX itu menghindari kucuran dana pribadi lebih dari US$15 miliar (Rp232 triliun) dan mengandalkan pinjaman saham Tesla untuk mengakuisisi Twitter.
Namun, Musk pada akhirnya harus menjual sekitar US$15,5 miliar atau Rp240 triliun saham Tesla dalam dua gelombang, yakni April dan Agustus.
Dilansir dari AFP, Jumat (28/10), miliarder kelahiran Afrika Selatan itu pada akhirnya mengeluarkan sekitar US$27 miliar (Rp419 triliun) tunai dari kantong pribadi.
Suntikan Investasi
Selain merogoh kocek pribadi, Musk mendapat pendanaan dalam bentuk investasi. Ini termasuk jumlah total kesepakatan senilai US$5,2 miliar (Rp80 triliun) dari kelompok investasi dan pendanaan besar lain.
Salah satu pendiri perusahaan perangkat lunak Oracle Larry Ellison masuk dalam daftar investor tersebut. Ia diklaim menulis cek senilai US$1 miliar atau setara Rp15,5 triliun sebagai bagian dari kesepakatan.
Qatar Holding yang dikendalikan oleh dana kekayaan negara Qatar, Qatar Investment Authority, juga telah menyuntikkan modal demi memuluskan langkah Musk mengakuisisi Twitter.
Tak ketinggalan, Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi ikut mentransfer hampir 35 juta saham yang sudah dimilikinya kepada Elon Musk.
Sebagai imbalan atas investasi tersebut, para investor akan menjadi pemegang saham Twitter di bawah kepemimpinan Elon Musk.
Pinjaman Bank
Kemudian, sekitar U$13 miliar didukung oleh pinjaman bank, termasuk dari Morgan Stanley, Bank of America, bank Jepang (Mitsubishi UFJ Financial Group dan Mizuho), Barclays, dan bank Prancis (Societe Generale dan BNP Paribas).
Menurut dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), kontribusi Morgan Stanley secara khusus dirinci sekitar US$3,5 miliar atau setara Rp54 triliun.
Pinjaman ini dijamin oleh Twitter dan perusahaan, bukan Musk sendiri yang akan memikul tanggung jawab finansial untuk membayarnya kembali.
Twitter sejauh ini berjuang untuk menghasilkan laba dan telah berkutat dengan kerugian operasional selama paruh pertama 2022. Utang yang muncul dari akuisisi ini berarti menambah lebih banyak tekanan keuangan untuk posisi perusahaan yang sudah goyah.
Di lain sisi, CEO Twitter Parag Agrawal disebut menjadi salah satu petinggi yang menjadi tumbal masuknya Elon Musk ke perusahaan. Beberapa pekerja juga diisukan bakal angkat kaki dan di ambang kabar pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sumber: CNN Indonesia