Sebanyak Tiga anak-anak usia sekolah di Ciputat, Tangerang Selatan, diduga menjadi korban pencabulan dan persetubuhan kakek Naji alias Azis Hairudin (63), warga Kampung Sukamulya, Ciputat. Diduga, korban kakek predator seks tersebut mencapai puluhan orang.
Ketua RT 01, Kelurahan Serua, Tangerang Selatan, Mulyadi menjelaskan, pelaku telah diamankan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan. Setelah adanya laporan orang tua korban.
“Pelaku sudah ditahan. Setelah kami pengurus RT mendapat aduan orang tua korban, kami melapor ke Polres dan pelaku sudah ditahan,” jelas Ketua RT01, Kelurahan Serua, Mulyadi, ditemui, Selasa (1/11).
Mulyadi menjelaskan, dari aduan sementara para orang tua, ada tiga orang anak berusia antara 12-15 tahun yang menjadi korban kebejatan sang kakek. Dia menduga, masih banyak korban lainnya yang enggan atau malu melaporkan kejadian tersebut.
“Sementara ada tiga laporan, ada tiga orang korban. Rumornya, lebih tapi entah karena malu karena itukan aib dan sebagainya, hanya tiga orang itu yang buat laporan Polisi,” jelas dia.
Dia mengaku sangat menyesali kejadian itu, pihaknya berharap para orang tua terutama yang memiliki anak perempuan untuk lebih mengawasi putri-putrinya.
“Sebenarnya rumor bahwa pelaku berbuat macam-macam sudah lama. Cuma saya minta warga memberikan bukti, kami enggak mau nanti itu jadi fitnah dan sebagainya. Dan akhirnya ada anak yang cerita ke orang tuanya dan melaporkan pelaku,” ucap dia.
Demi memuluskan aksi bejatnya itu, kata Mulyadi, pelaku selalu memberikan iming-iming uang jajan dan juga pengancaman terhadap korban agar tidak mau bercerita.
“Dia selalu kasih uang ke korban, antara Rp50 -100 ribu. Bahkan ada yang dibelikan HP (handphone),” jelasnya.
Mulyadi mengaku, perbuatan bejat pelaku kepada anak-anak perempuan itu, berupa pencabulan dan persetubuhan. Rumah yang hanya dihuni Kakek Naji, itu juga kerap diramaikan anak-anak kumpul bermain.
“Jadi rumahnya itu memang tinggal dia sendiri, dulu ada dua anaknya, tapi sudah enggak tingal bareng. Nah anak-anak sering kumpul disitu,” jelas Mulyadi. (sumber-Merdeka.com)