NEWS24XX.COM – Investigasi Departemen Keuangan yang dipublikasikan pada hari Selasa telah mengungkapkan bahwa perangkat lunak pencari pembayaran peretas Rusia digunakan dalam 75 persen dari semua serangan ransomware yang dilaporkan ke agen kejahatan keuangan AS pada paruh kedua tahun 2021.
Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan AS (FinCEN) melaporkan bahwa pada tahun 2021, mereka telah menerima 1.489 pengajuan terkait ransomware dengan total hampir $1,2 miliar, meningkat 188 persen dari tahun sebelumnya.
Menurut analisis, 75 persen dari 793 kejadian ransomware yang diterima FinCEN pada paruh kedua tahun 2021 “memiliki hubungan dengan Rusia, proksinya, atau orang yang bertindak atas namanya,” lapor Reuters.
Laporan itu muncul saat Washington bersiap untuk menjadi tuan rumah pertemuan dengan perwakilan dari 36 negara, Uni Eropa, dan 13 perusahaan internasional untuk membahas meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware dan bentuk kejahatan dunia maya lainnya, termasuk penggunaan cryptocurrency yang tidak sah.
Sejak akhir tahun 2020, telah terjadi peningkatan jumlah dan keseriusan serangan ransomware terhadap infrastruktur vital di Amerika Serikat.
Serangan ini bekerja dengan mengenkripsi data korban menggunakan ransomware, dan sebagai pengganti kunci untuk data tersebut, peretas meminta pembayaran mata uang kripto yang dapat mencapai jutaan dolar.
***