Sikat gigi adalah salah satu alat utama untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menyikat gigi setidaknya dua hingga tiga kali sehari dapat melindungi gigi, lidah, hingga gusi dari kuman-kuman yang diperoleh dari makanan dan minuman.
Namun, ternyata menyikat gigi saja tidak cukup. Mengganti sakit gigi setiap beberapa bulan sekali juga penting untuk dilakukan agar perawatan gigi jadi lebih maksimal.
Lantas, kapan waktu terbaik untuk mengganti sikat gigi?
Dilansir dari CNBC Make It, dosen di UCLA School of Dentistry dan penasihat di Flossy, Michelle Kelman, mengatakan bahwa sikat gigi harus diganti maksimal setiap tiga bulan sekali. Imbauan serupa juga disebutkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Bila baru sembuh dari sakit, seperti pilek atau flu, sikat gigi harus segera diganti meskipun belum tiga bulan digunakan.
Kelman mengatakan, sikat gigi yang digunakan lebih dari tiga bulan tidak akan maksimal untuk membersihkan gigi secara menyeluruh, terlebih bila bentuk sikat gigi sudah mulai mekar dan rusak. Membersihkan gigi dengan sikat yang sudah lama digunakan dinilai tidak efektif menghilangkan kuman yang menumpuk dan menyebar di dalam mulut.
Melansir dari Healthline, sebuah studi menunjukkan setelah 40 hari penggunaan yang konsisten, bulu yang melebar mulai membuat sikat gigi kurang efektif. Peserta penelitian yang tidak mengganti sikat gigi mereka pada hari ke-40 penggunaan mengalami penumpukan plak yang jauh lebih banyak.
Selain mengganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali, terdapat sejumlah perawatan sikat gigi yang harus dilakukan agar fungsinya dapat maksimal, yaitu jangan menggunakan sikat gigi bersamaan dengan orang lain termasuk keluarga, bilas sikat gigi dengan air mengalir setelah digunakan hingga bersih, dan jangan menggunakan wadah tertutup pada sikat gigi agar tidak ada pertumbuhan jamur dan perkembangan bakteri.
Sumber : CNBC Indonesia