Gerhana Bulan Total (GBT) bakal mulai mengalami puncaknya di Makassar, Sulawesi Selatan, usai Matahari terbenam pada Selasa (8/11). Sementara, fenomena yang sama dimulai di Palembang, Sumatera Selatan, sebelum gelap.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar Hanafi Hamzah, Selasa (8/11), mengatakan GBT ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia. Fase permulaan (penumbra) diperkirakan dimulai pada pukul 16.02 WITA.
Kemudian, gerhana sebagian mulai (U1) 17.09 WITA; gerhana total mulai (U2) pukul 18.16 WITA; puncaknya (UT) pukul 19.00 WITA.
Selanjutnya, gerhana total berakhir (U3) pada 19.41 WITA; gerhana sebagian berakhir (U4) pukul 20.49 WITA; dan gerhana penumbra berakhir (P4) pada pukul 21.56 WITA.
Menurutnya, masyarakat dapat melihat langsung proses terjadi gerhana bulan total dengan kasat mata atau tanpa memakai peralatan khusus. Hanafi mengungkapkan pihaknya juga akan melakukan pemantauan Gerhana Bulan Total di kantornya.
“Memantau dengan teleskop dan bisa juga diamati langsung dengan mata. Pemantauan itu terbuka untuk umum,” kata Hanafi.
Terpisah, BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, memprakirakan GBT di daerahnya berlangsung pada Selasa (8/11) petang.
“Waktunya adalah sekitar pukul 17.15 WIB hingga 18.30 WIB,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stamet SMB II Palembang Veronica Sinta, dikutip dari Antara.
Menurut dia, proses gerhana bulan total ini tidak seluruhnya bisa teramati. Yang bisa dipantau hanya fase mulai gerhana (U2) hingga puncak atau bulan tertutup sepenuhnya.
“Itu pun diprakirakan peluangnya kecil untuk bisa teramati dengan mata telanjang, jika di lihat dari waktunya adalah jam 17.15 WIB hingga 18.30 WIB,” aku dia.
Masyarakat, kata dia, mesti menggunakan alat khusus seperti teleskop dan semacamnya karena Matahari dalam posisi masih terang atau mungkin bisa teramati setelah Maghrib.
“Dengan catatan cuacanya mendukung atau tidak berawan hingga hujan ringan untuk kota Palembang,” katana.
Menurut dia, fenomena ini merupakan gerhana keempat sekaligus yang terakhir di 2022 yang dapat diamati.
Tiga gerhana sebelumnya antara lain Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada 30 April 2022, Gerhana Bulan Total (GBT) 16 Mei 2022, lalu Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 25 Oktober 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Diketahui, waktu Matahari terbenam di Makassar (yang juga waktu Magrib) adalah 17.59 waktu setempat. Sementara, waktu terbenam Matahari di palembang adalah 17.55.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan ada tiga wilayah yang tidak dapat menyaksikan puncak gerhana bulan total ini.
“Puncak gerhana 18.00.20 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WIT. Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut (Sumatera Utara), Sumbar (Sumatera Barat), Bengkulu,” demikian ditulis BRIN dalam unggahan di akun Instagramnya.
Sumber: CNN Indonesia