Di sela-sela kesibukan menghadiri forum KTT G20 di Bali, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyempatkan waktu ‘nongkrong’ di salah satu cafe Bali.
Mereka diketahui menjajal berbagai hidangan asli Indonesia di Art Cafe Bumbu Bali. Mulai dari Sate campur, ayam sambal matah, hingga lawar ayam khas Bali.
Tentu saja, makanan khas Bali bukan cuma ayam betutu, ada juga lawar. Mulai dari Lawar ayam, lawar babi, lawar penyu, hingga lawar nangka.
Lawar yang dijajal dua petinggi negara itu juga jadi salah satu makanan tradisional Bali yang cukup terkenal. Bahkan konon makanan ini memiliki filosofi sendiri bagi sebagian masyarakat Bali.
Apa itu lawar ayam, salah satu hidangan yang dinikmati Sunak dan Trudeau?
Lawar ayam merupakan makanan tradisional asal Bali. Melansir berbagai sumber, lawar ayam biasanya terdiri dari kacang panjang dan daging ayam, kelapa parut, dan terasi yang dipadu dengan rempah khas Bali.
Bukan cuma ayam, lawar punya banyak jenis tergantung isi yang digunakan. Misalnya lawar babi yang terbuat dari daging babi, lawar penyu yang dagingnya menggunakan daging penyu, hingga lawar nangka yang memang pakai sayur nangka.
Dalam situs Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud Ristek, lawar juga terbagi menjadi dua yakni lawar merah dan lawar putih.
Lawar merah adalah lawar yang disajikan dengan darah hewan setengah matang. Sedangkan lawar putih bahan dasarnya hanya menggunakan bumbu rempah tanpa darah.
Simbol keharmonisan dan keseimbangan
Masyarakat Bali menganggap lawar adalah makanan ‘mewah’. Bahkan lawar kerap disajikan di pesta adat Bali.
Lawar, seperti dikutip dari berbagai sumber disebut sebagai makanan yang memiliki simbol keharmonisan dan keseimbangan.
Merah darah dilambangkan sebagai Dewa Brahma. Kelapa parut berwarna putih melambangkan Dewa Iswara, dan terasi berwarna hitam melambangkan Dewa Wisnu.
Sumber : CNN Indonesia