NEWS24XX.COM – Presiden China Xi Jinping telah memutuskan untuk mendirikan Universitas Nasional untuk Lansia untuk mengatasi masyarakat yang menua dengan cepat dan kesuburan yang menurun.
Kurikulum untuk siswa berusia 60 tahun ke atas, akan berkisar dari bahasa asing, keterampilan komputer, musik dan tarian hingga fotografi, melukis, olahraga, memasak, dan kerajinan serta keterampilan lainnya, lapor Global Times, tabloid corong Partai Komunis China.
Pengumuman itu datang sebulan setelah pemimpin China menuntut agar Beijing “menerapkan strategi nasional untuk secara aktif mengatasi penuaan”.
Menurut Biro Statistik Nasional China, ada lebih dari 267 juta orang di China berusia 60 tahun atau lebih pada tahun 2021, terhitung 18,9 persen dari total populasi China.
Angka ini diperkirakan akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang, dengan populasi berusia 60 tahun ke atas diyakini akan meningkat menjadi 400 juta pada tahun 2035, terhitung 30 persen dari total populasi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengharapkan populasi China mulai menyusut mulai tahun depan, dengan India kemungkinan akan menjadi negara terpadat di dunia.
Selama beBerapa dekade, China secara ketat memberlakukan kebijakan satu anak pada 1980-an. Itu harus mengakhiri kebijakan kejam ini pada tahun 2015, setelah tingkat kesuburan mulai menurun dengan cepat.
Pada tahun 2021, tingkat kesuburan China adalah 1,16, jauh di bawah standar 2,1 OECD untuk populasi yang stabil.
Di tengah kekhawatiran atas prospek masyarakat yang menua, China telah mendorong pasangan untuk memiliki lebih banyak anak dengan membujuk mereka dengan keringanan pajak dan pemberian uang tunai, selain cuti melahirkan yang murah hati, asuransi kesehatan dan subsidi perumahan.
Tetapi para ahli mengatakan bahwa langkah-langkah ini tidak cukup untuk meyakinkan orang-orang, yang telah bergulat dengan biaya pendidikan tinggi, upah rendah dan jam kerja yang sangat panjang, bersama dengan frustrasi atas pembatasan Covid dan keadaan ekonomi secara keseluruhan, lapor kantor berita Reuters. ***
***