Diserang ratusan warga, Sabtu (19/11/2022) siang. Sebanyak 3 orang pekerja PT Mega Indah Propertindo (MIP) yang sedang beraktivitas di lahan perusahaan di kawasan Baloi Kolam, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam.
Akibat penyerangan tersebut, 1 dari ketiga karyawan mengalam luka lebam di sekujur tubuh hingga dilarikan ke Rumah Sakit Budi kemuliaan (RSBK).
Manejer lapangan PT MIP, Lambertus, sangat menyayangkan kejadian penyerangan dan pengeroyokan terhadap anak buahnya. Dia juga mengatakan, sekelompok warga sudah sering mengganggu aktivitas para pekerja yang bertugas menjaga lahan tersebut.
“Hal ini bukan kali pertama. Kaki ini sekitar seratusan orang warga masyarakat di sana menyerang anggota kami yang sedang beraktivitas,” ujar Lambertus saat ditemui di RSBK, Sabtu (19/11/2022) sore.
Lambertus menjelaskan, penyerangan oleh warga terjadi sekitar pukul 13.30 Wib siang. Saat itu, 3 orang anak buahnya sedang beraktivitas. Ia juga mengaku tidak mengetahui pasti apa motif dari sekelompok warga tersebut menyerang para pekerja.
Ditambahkan, terkait legalitas kepemilikan lahan, PT MIP sudah melakukan semua kewajiban sebagai penerima alokasi dari BP Batam. Ia pun meminta kepada aparat kepolisian untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
“Kami dari perusahaan maupun sebagai keluarga korban akan membuat laporan ke kepolisian. Kami harap polisi segara menangkap pelaku dan otak dari penyerangan ini,” pinta Lambertus.
Sementara Darwin, korban pada aksi pengeroyokan oleh warga, menuturkan, saat itu dirinya sedang berada di lokasi sebagai koordinator keamanan. Kedatangan warga langsung mempertanyakan aktivitas yang dilakukan pekerja PT MIP. Saat Darwain dan warga masih ngobrol, tiba-tiba sejumlah warga lainnya membakar peralatan PT MIP berupa terpal.
Melihat kejadian itu, Darwin menegur warga tersebut, dan saat itulah warga lain yang berjumlah sekitar 20 an orang menyerang Vinsen. Dengan jumlah sebanyak itu, Darwin tidak melakukan perlawanan.
“Ada 20 orang lebih yang keroyok saya, saya hanya melindungi diri saja, tidak bisa melawan. Sekarang badan saya terutama pinggul rasanya sakit sekali, ini lagi menunggu hasil ronsen,” kata Darwin.
Pemilik PT MIP, Cahya –yang dimintai komentarnya atas kejadian tersebut, meminta kepolisian untuk mengusut tuntas aksi premanisme yang menimpa karyawannya.
Ia juga mengataku sudah mendapat laporan dari anak buanya jika sekelompok warga tersebut sudah sering mengganggu dan menghambat pekerjaan mereka. Dan, pihaknya bahkan sudah melaporkan ke pihak berwajib.
“Selama ini kami selalu mengedepankan hukum, dan kami berharap warga juga demikian. Ada jalur hukum yang bisa ditempuh. Anggota kami korban pengeroyokan sekarang masih dirawat di rumah sakit, dan tentu kasus ini kami laporkan ke pihak berwajib untuk ditindaklanjuti,” ujar Cahya.
“Jika hal-hal seperti ini dibiarkan, bagaimana Batam bisa menarik investor. Oleh karena itu, kami minta atensi pihak keamanan untuk menindak aksi premanisme seperti ini karena akan sangat menggangu iklim investasi yang saat ini sedang digalakkan pemerintah,” pungkasnya. (sumber-Batamtoday.com)