Warga terdampak gempa di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Cianjur, mengungsi di area kuburan akibat rumah hancur. Mereka terpaksa tidur di atas kuburan selama empat hari terakhir.
“99 persen rumah hancur di sini,” kata Ketua RT setempat, Dede Nuryati, di Kampung Rawacina, Kamis (24/11), dikutip dari detik.com.
Ia mengatakan warga mendirikan tenda di area kuburan karena tak ada lagi lokasi lain. Mereka menganggap area kuburan lebih aman dibanding lokasi lain jika gempa tiba-tiba terjadi.
“Enggak ada lahan lagi kecuali ini tempat pemakaman. Kalau mau di situ takut, kan itu jurang. Takut, ada gempa tiap hari, malam juga udah dua kali. Apalagi malam juga hujan besar,” ujarnya.
Menurutnya, ada sekitar 200 orang yang mengungsi di area kuburan. Ia mengatakan warga yang mengungsi di area kuburan itu harus tidur dalam keadaan gelap gulita saat malam hari.
“Alhamdulillah soal makanan mah. Tapi tikar masih kekurangan, terus penerangan enggak ada. Udah empat malam enggak ada penerangan. Gelap, hujan, takut gempa susulan,” katanya.
Dede mengaku sebenarnya takut tidur di area kuburan. Namun, ia mengaku ikut tidur di pengungsian karena merasa bertanggung jawab atas nasib warganya.
“Takut, tapi gimana lagi kuat-kuatin aja. Ibu sebagai RT kan tanggung jawab,” ujarnya.
Sumber: CNN Indonesia