Neuralink, perusahaan perangkat medis milik Elon Musk, sedang dalam penyelidikan federal. Penyelidikan ini dilakukan karena ada potensi pelanggaran kesejahteraan hewan, di tengah keluhan staf internal bahwa pengujian hewan dilakukan tergesa-gesa yang menyebabkan penderitaan dan kematian pada hewan.
Hal tersebut diketahui dari dokumen yang ditinjau oleh Reuters dan sumber yang mengetahui penyelidikan dan operasional perusahaan.
Neuralink Corp sedang mengembangkan implan otak yang diharapkan dapat membantu orang lumpuh berjalan kembali dan menyembuhkan penyakit saraf lainnya. Penyelidikan federal, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dibuka dalam beberapa bulan terakhir oleh Inspektur Jenderal Departemen Pertanian AS atas permintaan jaksa federal, menurut dua sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut.
Penyelidikan, kata salah satu sumber, berfokus pada pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, yang mengatur bagaimana peneliti memperlakukan dan menguji beberapa hewan.
Dilansir dari Reuters, Selasa (6/12/2022), investigasi dilakukan pada saat meningkatnya perbedaan pendapat karyawan tentang uji coba menggunakan hewan di Neuralink, termasuk keluhan bahwa tekanan dari CEO Musk untuk mempercepat pengembangan telah menghasilkan eksperimen yang gagal, menurut tinjauan Reuters terhadap lusinan dokumen Neuralink dan wawancara dengan lebih dari 20 orang saat ini dan mantan karyawan.
Tes yang gagal seperti itu harus diulangi meningkatkan jumlah hewan yang menjadi bahan uji coba dan tewas. Dokumen perusahaan mencakup pesan yang sebelumnya tidak dilaporkan, rekaman audio, email, presentasi, dan laporan.
Musk dan eksekutif Neuralink lainnya tidak menanggapi permintaan komentar.
Reuters tidak dapat menentukan cakupan penuh penyelidikan federal atau apakah itu melibatkan dugaan masalah yang sama dengan pengujian hewan yang diidentifikasi oleh karyawan dalam wawancara Reuters. Seorang juru bicara inspektur jenderal USDA menolak berkomentar.
Peraturan AS memang tidak menentukan berapa banyak hewan yang dapat digunakan perusahaan untuk penelitian, dan mereka memberikan kelonggaran yang signifikan bagi para ilmuwan untuk menentukan kapan dan bagaimana menggunakan hewan dalam percobaan. Neuralink telah lulus semua inspeksi USDA terhadap fasilitasnya, menurut pengajuan peraturan.
Secara keseluruhan, perusahaan telah membunuh sekitar 1.500 hewan, termasuk lebih dari 280 domba, babi, dan monyet, selama masa eksperimen sejak 2018. Sumber menyebut angka itu sebagai perkiraan kasar karena perusahaan tidak mencatat dengan tepat jumlah hewan yang diuji dan dibunuh. Neuralink juga telah melakukan penelitian menggunakan tikus dan mencit (tlkus putih).
Jumlah total kematian hewan tidak serta merta menunjukkan bahwa Neuralink melanggar peraturan atau praktik penelitian standar. Banyak perusahaan secara rutin menggunakan hewan dalam percobaan untuk memajukan perawatan kesehatan manusia, dan mereka menghadapi tekanan keuangan untuk membawa produk ke pasar dengan cepat. Hewan biasanya dibunuh saat percobaan selesai, seringkali agar mereka dapat diperiksa setelah kematian untuk tujuan penelitian.
Tetapi karyawan Neuralink saat ini dan sebelumnya mengatakan jumlah kematian hewan lebih tinggi dari yang seharusnya karena alasan terkait tuntutan Musk untuk mempercepat penelitian.
Melalui diskusi dan dokumen perusahaan selama beberapa tahun, bersama dengan wawancara karyawan, Reuters mengidentifikasi empat percobaan yang melibatkan 86 babi dan dua monyet yang gagal dalam beberapa tahun terakhir oleh kesalahan manusia.
Kesalahan tersebut melemahkan nilai penelitian eksperimen dan mengharuskan pengujian diulang, yang menyebabkan lebih banyak hewan dibunuh, kata tiga staf dan mantan staf. Ketiga orang tersebut mengaitkan kesalahan tersebut dengan kurangnya persiapan oleh staf penguji yang bekerja di lingkungan punuh tekanan.
Sumber : CNBC Indonesia