Mengajari anak-anak tentang tanggung jawab keuangan merupakan kewajiban orang tua.
Studi dari Universitas Cambridge menemukan bahwa anak-anak sudah dapat memahami konsep dasar uang antara usia 3 dan 4 tahun. Dan pada usia 7 tahun, konsep dasar yang berkaitan dengan perilaku keuangan masa depan biasanya akan mulai dipahami anak.
Sayangnya, banyak orang tua yang tanpa sadar memberikan edukasi keuangan yang keliru kepada buah hati mereka.
Pakar parenting Amy Morin, melalui bukunya yang bertajuk “13 Things Mentally Strong Parents Don’t Do” mengungkapkan bahwa kebiasaan orang tua yang mengatakan tidak punya uang di depan anak bisa menjadi kalimat toksik yang menghambat kesuksesan mereka.
Misalnya, jika anak menginginkan sesuatu yang sangat mahal, jangan mengatakan bahwa barang tersebut tidak mampu Anda beli karena keuangan yang terbatas. Sebaliknya, tunjukkan kepada anak bahwa Anda bisa mengelola keuangan.
Hindari kalimat “Ayah dan Bunda enggak bakal bisa beli sepeda itu untuk kamu.”
Lebih baik Anda berkata “Ayah dan Bunda pengen banget bisa belikan kamu sepeda itu suatu hari nanti, tapi enggak bisa sekarang karena uangnya belum cukup. Ayah dan Bunda mau nabung dan bekerja keras dulu di tempat kerja sampai uangnya cukup”.
Menurut Morin, jawaban Anda harus mencerminkan bahwa orang tua mampu mengelola keuangan dengan cerdas. Dengan menggunakan kalimat yang positif, secara tidak langsung anak akan tumbuh dengan memahami jika mereka menginginkan sesuatu, mereka harus menabung dan menyusun skala prioritasnya. Itu merupakan salah satu modal yang dibutuhkan anak agar bisa tumbuh sukses di masa depan.
Sementara itu, ahli keuangan Lacey Filipich, memberikan alternatif jawaban selain “ayah-bunda tidak mampu beli itu” sebagai berikut:
Kalau ayah/bunda beli itu buat kamu sekarang, nanti kita enggak bisa bayar xxxx.
Ayah/bunda baru bisa belikan itu bulan depan, karena bulan ini uangnya sudah dialokasikan untuk xxx
Sumber : CNBC Indonesia