Penyanyi Celine Dion didiagnosis penyakit langka yang menyerang saraf. Kelainan neurologis langka itu bernama ‘Stiff-Person Syndrome’ yang menyebabkan tubuh kaku, kejang, dan membuat pelantun lagu My Heart Will Go On tersebut sulit untuk bernyanyi.
Melalui media sosialnya, Dion mengumumkan diagnosisnya secara terbuka. Dia mengatakan telah didiagnosis dengan ‘sindrom orang kaku’, suatu kondisi yang sangat langka, mempengaruhi satu hingga dua orang per 1 juta populasi, yang menyebabkan kekakuan otot progresif.
“Saya masih belajar tentang kondisi langka ini, tetapi saya sekarang tahu inilah yang menyebabkan semua kejang yang saya alami,” kata Celine Dion dalam Instagramnya.
“Sayangnya, kejang-kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,” tambahnya.
Pelantun lagu All By Myself tersebut mengaku, ia terpaksa menunda sejumlah pertunjukan dalam tour ‘Courage World Tour’ yang telah dijadwalkan meskipun dirinya merindukan para penggemar. Namun, kondisi kesehatan menjadi fokus utamanya saat ini.
“Saya sangat sedih memberi tahu Anda kabar ini. Saya tidak akan siap untuk memulai kembali tur saya di Eropa pada bulan Februari,” paparnya.
Diketahui Celine Dion menunda 17 konser Eropa yang dijadwalkan Februari, Maret dan April tahun depan.
Pada Oktober 2021, dia juga terpaksa membatalkan jadwal tur di Las Vegas karena terjadi kejang otot yang parah dan terus-menerus.
Dion mengatakan bahwa dia dibantu oleh tim dokter yang hebat dan mendapat dukungan dari anak-anaknya.
“Saya memiliki tim dokter hebat yang bekerja bersama saya untuk membantu saya menjadi lebih baik, dan anak-anak saya yang berharga yang mendukung dan memberi saya harapan. Saya bekerja keras dengan terapis kedokteran olahraga saya setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan kemampuan saya untuk tampil lagi, ” katanya dalam video tersebut.
“Tapi harus saya akui, ini adalah perjuangan. Yang saya tahu hanyalah bernyanyi. Itulah yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya, dan itulah yang paling saya sukai.”
Lantas apa itu Stiff-Person Syndrome (SPS)?
Mengacu pada National Institute of Neurological Disorders and Stroke, ‘sindrom orang kaku’ ini ditandai dengan kekakuan dan kejang otot, kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan seperti suara dan cahaya, dan tekanan emosional yang dapat menyebabkan kejang otot.
“Postur abnormal, sering membungkuk dan kaku, merupakan ciri khas dari gangguan tersebut. Orang dengan SPS bisa jadi terlalu cacat untuk berjalan atau bergerak, atau mereka takut meninggalkan rumah karena suara jalanan, seperti suara klakson, bisa memicu kejang dan jatuh,” kata institut itu di situs webnya.
Sumber : CNBC Indonesia