Neymar da Silva Santos Junior atau Neymar adalah sosok yang tidak mungkin asing di telinga dunia. Tidak hanya dikenal sebagai pemain yang gemilang di lapangan hijau, sosok kelahiran 5 Februari 1992 ini juga dikenal sebagai salah satu tulang punggung Tim Nasional (Timnas) Brasil.
Popularitas dan kesuksesan Neymar di lapangan hijau tentu tidak mudah. Jauh sebelum dirinya mendapatkan perhatian dari dunia, Neymar harus menjalani kehidupan dan perjalanan yang sulit terlebih dahulu.
1. Rasa Cinta Neymar dengan Sepak Bola Terlampau Besar
Salah satu guru Neymar, Ermenegildo Pinheiro da Costa Miranda menyebutkan bahwa Neymar kecil bukanlah sosok yang istimewa di sekolahnya. Secara akademis, nilai Neymar biasa saja. Bahkan, ia sering tidak fokus ketika belajar di sekolah. Meskipun demikian, ia adalah murid yang baik.
“Dia (Neymar) punya masalah dengan pelajaran matematika. Dia selalu memikirkan sepak bola. Dia tidak ingin tahu tentang hal lain,” cerita Miranda kepada ESPN, dikutip Jumat (9/12/2022).
Direktur administrasi sekolah di Sao Paulo, Brasil ini mengatakan bahwa Neymar memperoleh beasiswa di sekolahnya. Namun, rasa cintanya yang tinggi terhadap sepak bola membuat Neymar lebih memilih untuk berlatih di akademi sepak bola Santos.
“Neymar adalah pecandu sepak bola. Hampir setiap hari, Neymar akan datang ke kantor saya dan meminta bola sepak,” ungkap Miranda.
Meskipun telah bergabung dengan akademi sepak bola Santos sejak berusia 11 tahun, Neymar tetap masih menghabiskan masa kecilnya dengan bermain bola di jalanan bersama teman-temannya. Sama seperti anak-anak di Indonesia, salah satu bintang Brasil di masa depannya ini juga menggunakan dua sandal jepit untuk menjadi gawang. Tidak heran, Brasil adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak masyarakat miskin pada saat itu, salah satunya keluarga Neymar.
2. Betinho, Pembuka Jalan Gemilang untuk Neymar
Saat Neymar berusia 6 tahun, Roberto Antonio dos Santos atau Betinho melihat Neymar bermain bola di jalanan. Berkat kelihaian Neymar dalam menggocek bola, ia memutuskan ingin merekrut Neymar tanpa berpikir panjang. Betinho menyebutkan, cara Neymar bergerak di lapangan sangat mirip dengan Robinho, sosok yang pada akhirnya menjadi legenda Brasil.
“Cara dia (Neymar) bergerak sangat mengingatkan saya pada Robinho. Tidak ada yang bisa menghentikannya,” sebut Betinho kepada ESPN.
“Dia cepat, bahkan sangat cepat. Dia sangat terkoordinasi, memiliki keseimbangan yang baik, dan sangat percaya diri,” lanjutnya menceritakan kesan pertamanya kepada sosok yang kini jadi pemilik nomor punggung 10 di Timnas Brasil.
Betinho pun mendatangi rumah Neymar untuk memberikan penawaran bergabung dengan FC Santos. Mendengar penawaran tersebut, ayah Neymar, Neymar da Silva Sr. terkejut. Sebab, dirinya yang terlalu sibuk mencari nafkah membuatnya tidak menyadari potensi besar Neymar.
Tawaran Betinho pun disambut dengan penuh suka cita oleh oleh orang tua. Saat berusia 11 tahun, Neymar akhirnya menanda tangani kontrak untuk bergabung dengan akademi muda di Santos. Betinho pun resmi menjadi pelatih sekaligus manajer Neymar.
Saat Neymar menginjak usia 14 tahun, ia diundang ke Spanyol. Undangan tersebut datang dari salah satu klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Klub tajir tersebut ingin meminang Neymar berkat bakat yang dimilikinya. Namun, Santos yang enggan menjual Neymar membuatnya untuk tetap di Brasil.
Tiga tahun kemudian, yaitu saat berusia 17 tahun, Neymar melakukan debut profesionalnya untuk Santos. Sejak saat itu, dirinya dianggap sebagai penyelamat Santos di Lapangan setiap kali ia menyentuh bola.
“Dia (Neymar) telah mempersiapkan ini sepanjang hidupnya,” kata Betinho.
“Dia selalu harus memenangkan pertandingan. Dia selalu harus menjadi pencetak gol terbanyak. Dia selalu memiliki orang-orang yang tidak ingin dia sukses, orang-orang yang cemburu dan membencinya. Ini hanyalah perkembangan alami. Ini adalah langkah berikutnya.” lanjutnya.
3. 2013, Awal Neymar Bersinar di Eropa
Pada musim panas 2013, Neymar akhirnya memutuskan untuk meninggalkan benua Amerika. Sebab, salah satu raksasa La Liga, FC Barcelona memberikan tawaran fantastis untuk FC Santos agar melepaskan Neymar, yaitu senilai Rp1,5 triliun.
Keputusan Blaugrana untuk mengeluarkan mahar sebesar itu ternyata tidak sia-sia. Selama membela Barcelona, Neymar telah mencetak 105 gol dan 76 assist selama berlaga di 186 pertandingan.
Selain itu, pemain bernomor punggung 11 ini juga menyumbangkan dua trofi La Liga, tiga trofi Copa del Rey, satu trofi Super Copa Spanyol, dan satu trofi Liga Champions Eropa untuk klub yang telah berdiri sejak 1899 tersebut.
Pada 2017, Neymar mengakhiri perjalanannya di La Liga. Dengan harga Rp3.8 triliun, Neymar pun mulai merumput di Ligue 1 (Liga Prancis) bersama Paris Saint-Germain hingga saat ini.
4. Sempat Hampir Tewas Saat Berusia 4 Bulan
Dilansir dari Daily Mail, sosok Neymar Jr. mungkin tidak akan dikenal oleh dunia bila ia tidak terselamatkan saat mengalami kecelakaan mobil ketika berusia empat bulan.
Pada saat itu, Neymar bersama orang tuanya hendak mengunjungi sanak saudara di luar kota tempat tinggalnya, Sao Paulo, Brasil. Namun, mobil yang dikendarai oleh sang ayah justru mengalami tragedi saat melaju di wilayah perbukitan dalam kondisi hujan deras.
“Sebuah mobil melaju ke arah kami, terlepas dari upaya saya untuk menghindari, tabrakan sudah tidak terhindarkan,” kata Neymar Sr mengingat kejadian tersebut.
“Benturan tersebut membuat saya mengalami dislokasi pada tulang pinggul, saya merasakan sakit luar biasa usai tabrakan,” lanjutnya. “Namun, saya lebih merasakan kekhawatiran luar biasa karena tidak melihat tanda-tanda putra saya di sekitar lokasi kejadian.”
Ketika ditemukan beberapa waktu kemudian, Neymar Jr mengalami luka parah di dahinya akibat terkena pecahan kaca dari mobil sang ayah. Hanya saja, luka tersebut tidak berdampak fatal bagi Neymar Jr yang saat ini tengah berjuang untuk merebut gelar juara dunia untuk Brasil di Qatar.
Sumber : CNBC Indonesia