Gudang BBM terbekar dan meledak kembali terjadi di Sumatera Selatan. Sebuah bangunan yang dijadikan gudang penyimpanan BBM di Jalan Lakitan Pasar Satelit, Lubuklinggau terbakar dan meledak, Sabtu pagi (14/1). Warga sekitar pun berhamburan keluar rumah karena ketakutan.
Diketahui gudang BBM yang di RT 05 Jalan Lakitan, Kelurahan Pasar Satelit, Kota Lubuk Linggau itu milik warga bernama Hermansyah.
Melansir daerah.sindonews.com, Sayuti, warga setempat mengatakan, dirinya mendengan suara ledakan yang cukup keras sebelum api membesar di rumah tetangganya tersebut.
“Waktu kami keluar api sudah besar. Kami tidak berani mendekat karena kobaran api begitu besar, dari jauh saja sudah terasa panasnya,” ujar Sayuti.
Sayuti menduga, bahwa peristiwa kebakaran tersebut bersumber dari banyak tumpukan jeriken minyak. Bahkan, besarnya api sempat membuat warga sekitar ketakutan.
“Kami takut dekat-dekat karena sangat panas, khawatir meledak apalagi asapnya hitam pekat. Jadi semuanya sibuk menyelamatkan diri,” jelasnya.
Setelah berjibaku selama hampir dua jam api pun berhasil dipadamkan. Namun meski sudah padam ledakan-ledakan kecil masih terjadi saat petugas melakukan pendinginan. Akibat kebakaran gudang tersebut sebanyak 1 ton Pertalite, 1 ton Solar, satu mobil L 300, satu mobil Panther dan dua motor terbakar.
Danpos Utara DPKPB Kota Lubuk Linggau, Syehwanto menjelaskan, bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam upaya memadamkan api karena bekas tumpahan minyak menyebar, apabila disiram tambah menyebar.
“Proses lambat karena tumpahan minyak itu, di dalam bedeng itu semuanya tumpahan minyak,” jelasnya.
Dijelaskan, awalnya petugas lapangan berjaga seperti biasa melihat kepulan asap hitam membumbung tinggi. Kemudian anggota di lapangan langsung berangkat.
“Total mobil unit Damkar yang kita turunkan ada lima, sampai lima mobil ini karena setelah kita datang yang terbakar adalah BBM, jadi butuh banyak mobil,” ujarnya.
Setelah melihat situasi di lapangan anggota Damkar langsung memadamkan api di sekitar kiri kanan rumah awal terbakar supaya tidak merembet ke tempat lainnya.
“Karena kita tahu minyak ini sulit untuk dipadamkan. Dugaannya belum tahu tapi semuanya karena minyak,” ungkapnya.