Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia meminta, berbagai pihak untuk tidak saling menyalahkan atas bentrokan maut yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Melansir m.tribunnews.com, Bahlil mengatakan sepatutnya hal ini menjadi bahan evaluasi baik dari investor, karyawan dan pemerintah.
“Kaitannya dengan PT GNI, kejadian ini patut disayangkan bersama karena ini jadi materi evaluasi baik investor, karyawan lokal dan karyawan asing, pemerintah,” kata Bahlil, Rabu (25/1).
Untuk itu, Bahlil meminta perlakuan yang adil terhadap karyawan, investor dan pemerintah. Hal tersebut sebagai mitigasi terjadinya bentrokan yang menyebabkan dua orang kehilangan nyawa.
“Kalau ditanyakan gimana, harus berlaku adil pada semua. Adil ke karyawan, investor, dan adil ke negara,” ucap dia.
“Tidak usah saling menyalahkan, kita evaluasi diri saja. Ini pasti ada gesekan-gesekan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan penyebab bentrokan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) adalah provokasi agar pekerja melakukan mogok kerja.
Lantaran terjadi pro dan kontra antar pekerja, Listyo mengatakan ada upaya pemaksaan. Namun, ajakan tersebut ditolak oleh pekerja dan pada saat bersamaan direkam oleh seseorang.
Listyo juga menyebut, sebelum bentrokan terjadi, sedang digelar perundingan terkait permasalahan industrial di PT GNI.
“Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter, (PT) GNI ini dipicu karena ada provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa terkait dengan masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan,” kata Listyo dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (16/1).
Listyo pun menanggapi viralnya video yang dinarasikan terjadinya bentrok antara tenaga kerja asing (TKA) tehadap pekerja dari Indonesia. Ia menyebut video viral itu menimbulkan provokasi antar pekerja di PT GNI sehingga disebut adanya upaya penyerangan.