Korea Selatan diakui sebagai negara dengan pecandu kerja terburuk di dunia. Menurut sebuah laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), orang Korea Selatan bekerja lebih dari 2.000 jam per tahun, yang lebih dari dua kali lipat dari rata-rata negara maju lainnya.
Hal ini disebabkan oleh kultur kerja yang sangat keras di Korea Selatan, di mana kesuksesan diukur dari seberapa keras seseorang bekerja. Hal ini juga didukung oleh sistem pendidikan yang sangat kompetitif, di mana anak-anak harus bekerja keras untuk masuk ke universitas terbaik.
Selain itu, konsep “hwarang” atau “pemimpin ideal” di Korea Selatan juga membuat pekerja keras untuk menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan mereka. Hal ini sering mengakibatkan pekerja kurang tidur dan kurang waktu untuk keluarga dan diri sendiri.
Tingkat stres yang tinggi dari pekerjaan yang berlebihan juga menyebabkan masalah kesehatan seperti depresi, gangguan tidur, dan masalah jantung.
Meskipun pemerintah Korea Selatan telah mengambil tindakan untuk mengurangi jam kerja, masih banyak pekerja yang terus bekerja lebih dari jam kerja yang ditentukan, karena tekanan dari bos atau karena takut ketinggalan di tempat kerja.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) juga menyarankan pemerintah Korea Selatan untuk memberikan insentif kepada perusahaan yang mengurangi jam kerja, serta memberikan dukungan kepada pekerja yang ingin mengambil cuti.
Sementara itu, beberapa perusahaan di Korea Selatan juga mulai mengadopsi pola kerja fleksibel dan kerja dari rumah untuk mengurangi tekanan pada pekerja dan memperbaiki kesejahteraan mereka. Namun, masih banyak perusahaan yang belum mengikuti tren ini.
Secara keseluruhan, Korea Selatan memiliki kultur kerja yang sangat keras yang membuat para pekerjanya menjadi pecandu kerja terburuk di dunia. Namun, dengan tindakan yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan, harapan untuk mengurangi tingkat pecandu kerja di negara ini masih terbuka lebar.