Satu per satu fakta kasus pembunuhan berantai atau serial killer tersangka Wowon Erawan alias Dukun Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin dengan motif penipuan berkedok supranatural menggandakan uang terkuak.
Anak tiri Dukun Aki diduga berperan dalam penipuan berkedok supranatural penggandaan uang yang menjadi motif pembunuhan itu.
Melansir merdeka.com, temuan itu disampaikan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Berkat kerja sama dengan Polda Metro Jaya, mereka mendapati peran dari Yeni anak tiri Aki yang membujuk para teman tenaga kerja wanita (TKW) perihal kemampuan penggandaan uang ayah tirinya.
“Modusnya Yeni memperlihatkan video dari Wowon tentang penggandaan uang,” Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani kepada wartawan di kantornya, Jakarta, dikutip Selasa (31/1).
Dengan mengajak teman-teman, Yeni yang saat itu menjadi TKW di luar negeri turut mempengaruhi agar korban percaya pada kesaktian Dukun Aki Cs.
“Yeni mengajak teman-temannya sesama TKW untuk ikut menggandakan uang di Wowon. Caranya dengan menunjukkan video proses penggandaan yang dilakukan oleh Wowon,” ucapnya.
“Jadi di video itu, kami belum dapat videonya, itu milik kepolisian, jadi di video itu digambarkan uang Rp1 juta dimasukkan ke saku celana kemudian dicabut lagi uang itu dikeluarkan jadi Rp10 juta,” sambungnya.
Menurutnya, video itulah yang membuat akhirnya Wowon Cs, mendapat 10 korban TKW yang terjerumus menjadi korban penipuan. Alhasil, para korban turut menyerahkan uangnya ke dengan harapan bisa digandakan dan menjadi kaya.
“Dari hasil video itulah yang pengaruhi teman-teman Yeni. Yeni anak tiri dari Wowon tadi. Wowon ini dikenal familiar dipanggil dengan panggilan Aki Banyu,” jelas Benny.
Seperti diketahui, Yeni merupakan anak tiri Wowon. Dia putri dari Halimah dan Pa Ahal.
Perempuan ini juga merupakan saudara dari Eneng, Sarip, Asep, dan Ai Maimunah (Istri terakhir Dukun Aki). Dari hasil penelusuran BP2MI, Yeni adalah TKW yang berangkat secara ilegal atau unprosedural ke Mesir. Dia tak terdata dalam Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI).