Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan upaya pencegahan peningkatan kasus Diabetes Melitus (DM) pada anak dengan mengatur gula, garam, dan lemak. Ini merupakan respons Kementerian Kesehatan atas laporan meningkatnya kasus diabetes anak sebanyak 70x lipat sejak 2010.
“Kita akan fokus ke promotif preventif. Gula, garam, dan lemak ini akan kita atur. Ini mungkin multi sektoral, jadi saya akan bicara dengan pak Menko (Menteri Koordinator) karena sudah menyinggung industri dan sisi ekonomi,” ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (8/2/2023).
Menkes mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan koordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dalam pengaturan gula, garam, dan lemak guna menekan angka diabetes pada anak.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa pada 2023, kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu. Menanggapi hal tersebut, Budi menyebutkan bahwa angka tersebut belum pasti karena data antara IDAI dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih berbeda.
“Angkanya di IDAI dan BPJS berbeda. Jadi IDAI [menyebutkan bahwa diabetes] naik 70 kali untuk anak. [Sementara itu] angkanya BPJS kita cek enggak segitu naiknya, yaitu 2 sampai 3 kali,” papar Menkes.
Maka dari itu, Budi akan meminta IDAI, BPJS, dan Epidemiolog untuk saling berkoordinasi satu sama lain untuk menyeragamkan angka kasus diabetes pada anak di Indonesia.
“Kesimpulan saya adalah data yang dipegang IDAI, data yang dipegang BPJS, dan data Kementerian Kesehatan ini belum padu,” kata Budi.
Budi mengatakan, seluruh data yang telah terkumpul nantinya akan disatukan dalam satu sistem, yakni melalui platform SATU SEHAT agar seluruh pihak, seperti organisasi profesi, dokter, dinas kesehatan (Dinkes), hingga masyarakat dapat mengakses data tersebut.
“Nah, keterbukaan data ini dan single system ini yang mau kita satukan dengan pilar keenam transformasi yang namanya sistem SATU SEHAT. Semuanya nanti jadi satu,” ujar Menkes.
“Karena begitu saya lihat, data Diabetes Melitus anak ini bervariasi sekali. Ini akan kita rapikan dalam tiga bulan ke depan,” lanjutnya.
Sumber : CNBC Indonesia