Sebanyak 349 ekor yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) mati mendadak.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar merinci, Kota Kupang 49 ekor, Kabupaten Kupang 77 ekor, Kabupaten TTU 3 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 53 ekor. Kabupaten Sumba Barat 3 ekor, Kabupaten Ende 41 ekor, Kabupaten Sikka 43 ekor, Kabupaten Flores Timur 33 ekor dan Kabupaten Nagekeo 47 ekor.
“Data terakhir yang kami himpun kemarin itu 349 ekor, yang tersebar di sembilan Kabupaten/Kota,” ujarnya, Rabu (8/2).
Sedangkan Kepala Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar mengatakan, pihaknya tetap memperketat pengawasan pintu keluar masuk pengiriman ternak ke luar daerah.
Tujuannya untuk meminimalisir penyebaran hama penyakit berbahaya masuk ke NTT.
“Kita perketat pengawasan di pelabuhan laut dan bandara,” ungkapnya
Yulius mengaku, dalam rangka menangani penyebaran hama penyakit seperti ASF dan PMK tentu membutuhkan kolaborasi antar berbagai pihak di antaranya akademisi, TNI/Polri, media, peternak, dan semua masyrakat.
“Kita perlu kolaborasi bersama sehingga bisa meminimalisir penyebaran penyakit berbahaya karena sektor peternakan penunjang pendapatan ekonomi masyarakat,” tutupnya. (sumber-Merdeka.com)