Pasar barang mewah berubah dengan cepat. Jika dulu hanya ditujukan hanya untuk kaum crazy rich yang berusia mapan, kini barang mewah bisa dijangkau oleh generasi muda. Tak heran, kini semakin banyak berbagai merek dan peritel mewah yang berfokus pada segmen milenial dan Gen Z.
Founder Irresistible Bazaar & Irress Urban Bazaar, Marisa Tumbuan menyebut bahwa milenial akan menguasai 50 persen dari penjualan barang mewah pada 2025. Bahkan, menurut Marisa, saat ini pembeli Gen Z sudah menguasai hampir 10 persen pasar. Dengan kata lain, lebih dari separuh pembeli barang mewah adalah orang dewasa muda.
“Tidak salah bahwa kini antusiasme masyarakat terhadap luxury items terus meningkat dan semakin luas segmennya. Ini bisa dilihat bahwa barang branded mulai diburu oleh konsumen dari generasi milenial dan generasi Z,” ujar Marissa Tumbuan dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (8/2/2023).
Lebih lanjut, ia mencontohkan bahwa perilaku dan preferensi generasi Z memang tampak berbeda dengan generasi-generasi pendahulunya, bahkan sangat memberikan pengaruh pada dunia fesyen saat ini.
Misal, merek mewah asal Italia, Gucci yang kini menjadi favorit Gen Z. Menurut Marisa, kreasi Gucci terbaru sangat bernuansa generasi muda. Popularitas Gucci di media sosial juga turut mendongkrak minat brand ini di kalangan generasi Z.
Lalu, apa sih yang membuat barang mewah kini diganderungi anak muda?
Menurut Marisa, preferensi milenial dan Gen Z terhadap barang branded dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekitarnya. Kebanyakan dari generasi muda mengonsumsi barang mewah untuk dapat menyesuaikan diri atau diterima oleh lingkungan pergaulan mereka.
Selain itu, konsumen muda juga semakin paham bahwa sebagian tas mewah bisa dijadikan sebagai instrumen investasi. Seperti halnya emas atau properti, merek mewah nilainya bisa tinggi saat dijual kembali, terutama untuk produk yang sudah tidak diproduksi lagi.
Sumber : CNBC Indonesia