Beberapa orang kerap mengaitkan kecerdasan anak dengan asupan air susu, baik air susu ibu (ASI) maupun susu formula. Nyatanya, ada banyak faktor yang memengaruhi kecerdasan anak.
Hal ini diungkapkan langsung oleh dokter spesialis anak Mira Dewita. Ia menyebut kecerdasan anak dipengaruhi oleh nutrisi yang didapatkan olehnya.
“Sebenarnya anak cerdas atau enggak cerdas itu sama, faktornya banyak yang memengaruhi. Memang anak bisa cerdas kenapa sih? Satu, karena dia dapat nutrisinya bagus,” katanya ketika diwawancara beberapa waktu lalu.
Mira mengatakan bahwa nutrisi yang didapat oleh anak bisa dari ASI ibunya, bisa juga dari susu formula. Jadi dengan nutrisi yang baik, otak anak juga akan baik.
Selain nutrisi, Mira pun mengatakan kecerdasan anak turut dipengaruhi oleh stimulasi. Anak tidak akan menjadi cerdas ketika mereka tidak diberi stimulasi oleh orang tuanya.
“Jadi bukan hanya faktor nutrisi, tapi juga stimulasi. Misalnya anaknya dikasih ASI, tapi anaknya enggak distimulasi, enggak diajak ngomong, enggak diajak main, dibiarin saja, jadi anaknya juga enggak cerdas,” papar dokter yang berpraktik di RS Hermina Jatinegara tersebut.
Lantas yang jadi pertanyaan, apakah susu formula benar dapat memengaruhi kecerdasan anak?
Pasalnya, anak yang minum ASI dan anak yang diberikan susu formula sama-sama berpotensi tumbuh menjadi anak yang cerdas, Bunda.
Kuncinya, anak tetap harus mendapatkan nutrisi yang baik dan seimbang, serta stimulasi yang tepat dari lingkungannya.
“Jadi bukan hanya nutrisi, anak juga harus dapat stimulasi. Jadi tentu saja lingkungan yang harus memberikan stimulasi, orang tua di rumah,” ungkap Mira.
“Jadi apakah anak susu formula jadi kurang cerdas? Belum tentu juga. Jadi kalau dia dapat susu formula terus dia gizinya baik, dia dapat stimulasi dari orang tua, ya dia cerdas juga,” lanjutnya.
Mira mengungkapkan ada beberapa stimulasi yang dibutuhkan dengan anak. Beberapa di antaranya adalah pelukan, ciuman, hingga sentuhan.
“Stimulasi itu kalau anak kan kebutuhannya diajak bermain, diajak bicara, terus dia perlu disentuh, dibelai, dipeluk, dicium sama orang tuanya. Jadi stimulasi itu kan dari segala hal,” katanya.
Tak hanya stimulasi, anak juga memerlukan vaksinasi agar tidak mudah sakit. Ketika anak sehat, mereka tentu akan tumbuh menjadi cerdas.
“Tapi tentu saja kalau anak cerdas berarti kan dia juga jarang sakit. Kalau dia sering sakit-sakit nanti kan memengaruhi semuanya, tuh. Kecerdasannya juga, nutrisinya juga. Jadi tentu saja anak cerdas dia butuh divaksin juga untuk mencegah dia jangan gampang sakit,” imbuhnya lebih lanjut.