viral di media sosial, sebuah video berisi pembacokan di Kawasan Titik Nol Yogyakarta. Pembacokan di Titik Nol Kilometer ini terjadi pada Selasa (7/2) pukul 04.00 WIB.
Terkait kasus pembacokan ini petugas kepolisian dari Polresta Yogyakarta pun bergerak cepat menangkap pelaku tersebut. Total ada lima pelaku yang ditangkap atas kasus pembacokan di Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta ini.
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Saiful Anwar mengatakan kejadian pembacokan ini bermula saat korban pada Selasa (7/2) berkeliling Kota Yogyakarta dengan sepeda motor. Sesampainya di daerah Malioboro, kata Saiful, korban ini membleyer-bleyerkan (menggeberkan gas) sepeda motornya sembari menjumping-jumpingkannya.
“Kegiatan yang dilakukan korban ini membuat salah satu pelaku berinisial GN (17) tersinggung dan kemudian melakukan pengejaran dan terjadi keributan. Ini kejadian pertama,” kata Saiful di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (10/2).
“Pelaku berkelahi dengan korban. Pelaku GN terdesak lalu dia pulang ke rumahnya mengambil besi dan menuju ke tempat nongkrong teman-temannya lalu mengajak ke tempat korban. Terjadilah penganiayaan itu,” sambung Saiful.
Pelaku yang diamankan, lanjut Saiful berinisial FN (28), YG (33), LT (23), TR (27), NK (20) dan GN (17). Para pelaku disebut Saiful ditangkap saat melarikan diri keluar kota menuju Jakarta.
Saiful menjelaskan dari para pelaku pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu buah clurit, satu buah besi knock, dua sepeda motor, helm korban dan baju yang dikenakan pelaku.
“Para pelaku kami kenakan Pasal 170 KUHP yaitu bersama-sama melakukan kekerasan pada orang di muka umum. Ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara,” tegas Saiful.
Saiful mengimbau kepada masyarakat Yogyakarta untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Yogyakarta. Saiful menyebut Yogyakarta adalah Kota Istimewa, Kota Pelajar dan Kota Budaya dimana masyarakat harus turut menjaganya.
“Saya sampaikan, ingatkan pada masyarakat yang mau coba-coba kegiatan seperti ini, akan kita tindak tegas untuk mengamankan Kota Yogyakarta,” tutup Saiful.
(sumber-Merdeka.com)