Arab Saudi akan mengirimkan astronot wanita pertamanya dalam misi luar angkasa akhir tahun ini. Ini merupakan sebuah langkah terbaru dari kerajaan Arab Saudi untuk mengubah citranya yang sangat konservatif.
Rayyana Barnawi akan bergabung dengan Ali Al-Qarni, warga negara Arab Saudi, dalam sebuah misi 10 hari ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS), demikian ungkap kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
Barnawi dan Al-Qarni akan terbang ke ISS dengan menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon sebagai bagian dari misi musim semi ini oleh perusahaan ruang angkasa swasta Axiom Space, kata SPA dan Axiom.
Di dalam pesawat Ax-2 juga akan ada Peggy Whitson, mantan astronot NASA yang akan melakukan penerbangan keempatnya ke ISS, dan John Shoffner, seorang pengusaha dari Tennessee yang akan menjadi pilot.
Awak Ax-2 akan diluncurkan ke ISS dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Kompleks Peluncuran 39A di Pusat Antariksa Kennedy di Florida. Arab Saudi yang kaya minyak akan mengikuti jejak negara tetangganya, Uni Emirat Arab, yang pada tahun 2019 menjadi negara Arab pertama yang mengirim salah satu warganya ke luar angkasa.
Astronot Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS. Warga Emirat lainnya, Sultan al-Neyadi, juga akan melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa akhir bulan ini.
Dijuluki “Sultan Ruang Angkasa”, Neyadi yang berusia 41 tahun ini akan menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan waktu enam bulan di ruang angkasa saat ia meluncur ke ISS dengan roket Falcon 9.
Negara-negara kerajaan di Teluk telah berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi mereka yang bergantung pada energi melalui sejumlah proyek.
Pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, juga telah berusaha untuk menghilangkan citra kerajaan yang keras melalui dorongan untuk melakukan reformasi.
Sejak naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2017, perempuan telah diizinkan untuk mengemudi dan bepergian ke luar negeri tanpa wali laki-laki, dan proporsi mereka dalam angkatan kerja telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2016, dari 17% menjadi 37%.
Namun, langkah Arab Saudi ke luar angkasa bukanlah yang pertama.
Pada tahun 1985, Pangeran Sultan bin Salman bin Abdulaziz, seorang pilot angkatan udara Arab Saudi, ikut serta dalam misi luar angkasa yang diselenggarakan oleh Amerika Serikat, dan menjadi Muslim Arab pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Pada tahun 2018, Arab Saudi membuat program luar angkasa dan tahun lalu meluncurkan program lain untuk mengirim astronot ke luar angkasa, yang merupakan bagian dari agenda Visi 2030 Pangeran Salman untuk diversifikasi ekonomi.
Axiom Space melaksanakan misi astronot swasta pertamanya ke ISS pada April 2022. Empat astronot swasta menghabiskan 17 hari di orbit sebagai bagian dari Ax-1.