Kecerdasan ternyata tidak berkorelasi dengan kekayaan. Sebuah studi yang dipublikasikan di European Sociological Review menunjukkan bahwa orang sangat kaya cenderung kurang cerdas dibandingkan dengan orang dengan pendapatan lebih rendah.
Mengutip Science Alert, para peneliti studi berpendapat bahwa penurunan kemampuan kognitif di antara orang-orang berpenghasilan tinggi ini menunjukkan bahwa posisi yang bergaji besar umumnya diisi oleh seseorang karena latar belakang keluarganya atau keberuntungannya dalam karier, bukan karena kecerdasannya secara keseluruhan.
Tim peneliti dari Universitas Linköping di Swedia, Institut Universitas Eropa di Italia, dan Universitas Amsterdam di Belanda mengatakan bahwa kemampuan kognitif yang lebih baik memainkan peran lebih besar di skala gaji yang lebih rendah.
Para peneliti dalam makalah yang diterbitkan menulis bahwa secara umum ada hubungan yang kuat antara kemampuan seseorang dan gaji yang mereka terima. Namun, ketika skala gaji sudah mencapai di atas US$64.407 (Rp 980 juta) per tahun, kondisinya berubah.
“Mereka yang berada di skala gaji 1 persen teratas bahkan mendapat skor kemampuan kognitif yang lebih kecil dibanding mereka yang berada di strata pendapatan tepat di bawah mereka,” tambahnya.
Temuan ini menantang pandangan umum di masyarakat bahwa banyak orang hidup dalam meritokrasi di mana kesuksesan dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi diperoleh dari kecerdasan dan bakat. Data ini juga menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan tidak mengikuti tingkat kesuksesan.
Meskipun kecerdasan yang lebih besar dapat membantu mendorong seseorang untuk sukses, namun ketika seseorang sudah menuju posisi puncak, hal ini kemungkinan tidak banyak berperan. Dengan data ini, peneliti kemudian mengatakan bahwa mereka yang berpenghasilan sangat tinggi mungkin sebenarnya kurang pintar.
sumber : cnbc indonesia