Permainan perang sarung menjadi momok yang serius bagi masyarakat Kota Balikpapan sebab telah memakan korban seorang bocah berumur 9 tahun beberapa waktu lalu.
Korban bocah yang masih duduk di sekolah dasar ini harus kehilangan bola matanya lantaran luka serius akibat terkena sabetan sarung yang berisi benda tumpul.
Saat ini harus dirawat intensif di rumah sakit Bayangkara Balikpapan.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud pun meminta kepedulian semua pihak untuk terlibat dalam menangani dan mencegah permainan perang sarung yang kerap dimainkan seusai sholat tarawih ini agar tidak terjadi lagi.
“Saya sampaikan pemerintah termasuk juga kepolisian, dalam hal ini aparat kita tidak mungkin bisa memantau 24 jam. Tidak mungkin meminimalisir semua kejadian yang ada di masyarakat tanpa keterlibatan masyarakat,” kata Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud.
Diperlukan kesadaran dari seluruh pihak mulai dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), camat, lurah, hingga Rukun Tetangga (RT), dan juga kepada orang tua itu sendiri untuk menjaga anak-anak tidak bermain permainan yang membahayakan.
Sebelumnya, Kapolresta Balikpapan AKBP Anton Firmanto mengatakan fenomena perang sarung di Kota Beriman telah menjadi atensi pihak kepolisian.
“Tetap kami proses, meski pun pelaku dibawah umur, karena telah mengakibatkan orang lain terluka maka akan tetap kami proses sesuai hukum yang berlaku,” katanya.
Pihaknya hingga kini masih menunggu laporan resmi dari pihak keluarga korban. Jika pihak keluarga korban sudah membuat laporan, maka pihaknya akan mulai melakukan penyelidikan untuk menangkap para pelakunya.