Tim Forensik Polres Cimahi melakukan ekshumasi terhadap balita di Kampung Babakan Doneng, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kamis (3/8). Pembongkaran makam itu untuk keperluan autopsi sesuai dengan permintaan keluarganya.
“Karena kami ingin melihat titik terang saja untuk tahu kasusnya bagaimana,” ungkap ayah korban Tedavid (39) ketika ditemui Radar Bogor, Kamis (3/8).
Ia hanya tahu anaknya sudah meninggal tanpa informasi menderita penyakit tertentu sebelumnya.
“Kami sebenarnya dengar cerita itu sudah meninggal aja. Engga ada info sakit itu, engga ada. Info tinggal di Bandung juga tak ada. Tiba-tiba kabar meninggal saja anak saya, almarhum,” kata Tedavid.
Anaknya meninggal pada 20 Juli lalu di Bandung. Tedavid mendapatkan informasi langsung dari adiknya via chat. Dikabarkan kepadanya bahwa sang anak mengalami kejang-kejang dan dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi meninggal.
“Saya bersikeras untuk dibawa ke sini dan kita ada kejanggalan karena tiba-tiba dikabarin meninggal, tanpa ada informasi apa-apa,” sesalnya.
Setibanya di Bandung, ia hanya mendapati jenazah anaknya sudah dibungkus kain kafan. “Kita kan engga bisa langsung buka. Karena yang lebih paham pak ustad yang buka,” imbuhnya.
Tak disangka, terdapat luka di bagian wajah kiri anaknya itu berupa lebam dan bagian kanan terkelupas. Banyak luka pada bagian wajahnya.
“Saat datang ke lokasi, tidak ada ibunya, petugas ambulans tidak ada di lokasi. Dan kami saja yang mengambil jenazah tidak ada pihak mantan, saya tidak mengenali semua,” cetusnya.
Tim Forensik Polres Cimahi, Fahmi Arif Hakim menerangkan, pihaknya melakukan autopsi pada jenazah seorang anak laki-laki atas permintaan dari kepollisian.
“Karena TKP penguburannya di Bogor, jadi kami bersama tim dari rumah sakit bergegas kesini berdasarkan dari Polres Cimahi,” ungkap Fahmi.