Menyoal jaringan teroris di Indonesia, dan salah satunya yang sudah berhasil diselesaikan adalah Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
“Saya, juga mengucapkan selamat kepada rekan-rekan, karena kemarin kita bisa menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah) terkait kegiatan kelompok teroris MIT,” kata Kapolri Listyo di saat menghadiri peringatan 20 Tahun Bom Bali l, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (12/10) malam.
“Di mana kemarin, target terakhir bisa kita selesaikan. Artinya, secara umum rekan-rekan semua bisa menyelesaikan misi tersebut. Saya ucapkan terimakasih,” imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, tentunya keberhasilan tersebut adalah keberhasilan bersama dan tugas Polri ke depan adalah memastikan tidak ada lagi generasi-generasi penerus yang akan muncul menggantikan MIT.
“Upaya-upaya ini, terus dilakukan untuk memisahkan, melakukan kegiatan-kegiatan moderasi yang ada. Dan memperkuat (dan) bekerjasama dengan toko-toko yang ada, terus dilakukan. Sehingga, ini terus kita pertahankan dan kita bisa fokus terkait dengan penanganan-penanganan dan target-target yang lain,” jelasnya.
Namun, pihaknya juga menyatakan bahwa Bapak Kadensus 88 menyampaikan kelompok teror yang ada di Indonesia terus bertranformasi, berkembang, dan berubah, yang tadinya tiarap saat ini kembali naik.
Kelompok-kelompok teroris yang dia sebut yaitu Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansarut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Negara Islam Indonesia (NII)
“Kemudian beberapa waktu yang lalu, juga muncul kelompok-kelompok baru yang mungkin juga bibit kelompok teror, Khilafatul Muslimun dan Annajiyah Media Center. Perubahan yang tadinya mereka bergerak dalam kelompok besar kemudian berubah menjadi kelompok kecil,” ujarnya.
“Apalagi dengan adanya kemajuan media sosial yang memudahkan mereka belajar. Sehingga, fenomena lone wolf menjadi salah satu alternatif pilihan mereka. Kemudian, juga perkembangan di timur tengah menginspirasi terkait dengan kegiatan teror di Indonesia,” ujarnya.
Ia menyampaikan, bahwa hal tersebut kedepannya adalah menjadi tantangan polri untuk terus mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Apalagi mereka menggunakan teknologi untuk melakukan aksi teroris.
“Tentunya ini menjadi tantangan bagi rekan-rekan semua, untuk terus mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Dan kita tidak tertinggal, karena memang kemajuan IT di satu sisi memudahkan kita tapi di sisi lain menyulitkan kita, manakala mereka juga memanfaatkan kemajuan IT tersebut dan ini menjadi tantangan kita bersama,” ujarnya. (sumber-Merdeka.com)