Cuaca panas yang melanda Korea Selatan yang mencapai 40 derajat celcius membuat sejumlah agenda Jambore Dunia ditiadakan.
Hal itu diungkapkan salah seorang peserta Jambore Dunia asal Bogor, Nailah Al-Farafisha. Ia mengatakan pihak panitia membatalkan agenda Jambore Dunia yang direncanakan berlangsung di luar arena Jambore karena cuaca panas.
“Hari ini (seharusnya) ada kegiatan offside keluar dari arena Jambore. Namun kegiatan itu di-cancel karena suatu hal. Jadi kegiatan kami off semua,” ujarnya kepsda Radar Bogor, Senin (7/8/2023).
Meski demikian, Naila menyebut para peserta tetap melakukan kegiatan lain di arena Jambore seperti tukar menukar badge maupun jalan-jalan. Tidak ada agenda besar yang dilakukan oleh para peserta selain menyaksikan pertunjukan dari sub camp mereka masing-masing.
Naila mengatakan, saat ini suhu di lokasi tersebut berada pada kisaran 33-40 derajat celcius. Ia mengungkapkan kondisi dirinya dan peserta lain asal Bogor relatif aman meski berada di cuaca panas.
“Di sini memang panas banget, lebih panas dari Bekasi. Namun tetap ada angin. Walaupun panas tapi di sini aman,” ucap pelajar kelas 3 SMPIT Ummul Quro itu.
Beberapa fasilitas diterima para peserta selama kondisi panas tersebut terjadi. Beberapa di antaranya yakni bus pendingin yang bisa mereka akses 30 menit sekali untuk mendinginkan tubuh, bahkan tidur.
Para peserta pun merasa nyaman dengan kehadiran bus ini. “Di sini juga ada food house, kami bisa merasakan makanan dari negara lain,” bebernya.
Sepeti yang diketahui, pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia yang berlangsung sejak 1-12 Agustus 2023 di Saemangeum, Korea Selatan ini banyak menelan korban akibat cuaca panas yang ekstrem.
Dilaporkan ada 600 peserta jatuh sakit apda Jumat (4/8/2023) lalu. Setelah itu korban bertambah sebanyak 132 orang di hari berikutnya. Kondisi ini membuat kontingen dari sejumlah negara mundur seperti kontingen Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.