NEWS24XX.COM – Sesuai laporan AFP yang mengutip direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell, “Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap berisiko kematian akibat penyakit atau kelaparan yang dapat dicegah.”
Perang Yaman yang pecah pada tahun 2014, mengalami eskalasi ketika pemberontak yang didukung Houthi merebut ibu kota Sanaa, yang pada gilirannya menyebabkan pasukan pimpinan Saudi untuk campur tangan dan membentuk pemerintahan pada tahun berikutnya.
Menurut UNICEF, sekitar 2,2 juta anak, seperempat di antaranya berusia kurang dari lima tahun di Yaman mengalami kekurangan gizi akut. Sebagian besar dari mereka juga berisiko terkena Kolera, campak, dan penyakit lain yang dapat dengan mudah dicegah melalui vaksinasi.
Laporan tersebut menambahkan bahwa ratusan ribu anak telah kehilangan nyawa sejak dimulainya perang ini, baik secara langsung akibat bentrokan maupun tidak langsung karena tidak tersedianya air minum yang aman, makanan, dan wabah penyakit.
Angka terbaru UNICEF menyebutkan jumlah kematian anak antara Maret 2015 dan Agustus 2023 sebanyak 3.774. Selain itu, organisasi tersebut mengklaim bahwa sekitar 3.904 anak laki-laki dan 90 perempuan telah direkrut ke dalam pertempuran selama delapan tahun terakhir.
“Jika anak-anak Yaman memiliki kesempatan untuk masa depan yang layak… semua orang yang memiliki pengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung,” kata Russell saat badan tersebut meminta dana $484,4 juta untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang melanda negara tersebut. ***